BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kita
sebagai umat Islam harus membekali diri tidak hanya dengan ilmu pengetahuan
yang tinggi, tetapi juga dengan iman dan taqwa yang kuat agar kita dapat
menjadi pribadi muslim yang berkualitas, berilmu, dan beramal shaleh. Dengan
ilmu pengetahuan yang kuat, kita berharap bisa memperoleh janji Allah yaitu
akan meningkatkan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu
pengetahuan. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam Q.S. Mujaadalah ayat 11 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ
تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا
فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)
Di Indonesia pendidikan formal seperti sekolah merupakan salah satu
wadah untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang
dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia sehingga mampu memenuhi
tuntutan dan kebutuhan pembangunan. Dalam pelaksanaan pembangunan tersebut
perlu adanya upaya yang dilakukan, salah satunya adalah pembangunan dibidang
pendidikan, karena pendidikan adalah hal mutlak yang harus dilakukan, dimana melalui
pendidikanlah manusia dapat menjadi manusia yang sebenarnya. Hal ini sesuai
dengan Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.[1]
Mengajar dan belajar merupakan dua aspek yang menentukan keberhasilan
pendidikan. Ahmad Sabri
menjelaskan, “Belajar mneunjukkan apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik). Sedangkan
mengajar menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar”.[2]
Bukankah banyak orang yang belajar tanpa diajar, banyak orang yang belajar
secara autodidak, ada orang yang berhasil dengan baik tanpa melalui pendidikan
formal, itu dikarenakan adanya keinginan atau kehendak belajar. Keinginan atau
kehendak inilah yang dimaksud dengan minat.
Dari dahulu sampai sekarang, masalah yang ada
dalam pembelajaran mata pelajaran matematika ialah kurangnya minat atau
persepsi siswa yang buruk terhadap mata pelajaran matematika. Kurangnya
minat dan persepsi siswa tersebut akan mengganggu keberhasilan proses
pembelajaran, dengan keinginan belajar yang besar anak akan mencapai hasil
belajar yang baik. Minat belajar akan tumbuh jika ada motivasi. Semakin baik
motivasi yang diberikan guru seharusnya semakin tinggi pula minat siswa terhadap
pembelajaran, atau semakin kreatif guru dalam memberikan motivasi, akan semakin
tinggi pula minat siswa mengikuti proses pembelajaran.
Selama
ini penelitian tentang pendidikan yang dilakukan banyak orang telah mengungkap
banyak masalah dalam pembelajaran berbagai macam mata pelajaran dan telah
memberikan berbagai solusi dengan beragam metode dan strategi pembelajaran,
begitu pula dengan mata pelajaran matematika. Namun faktanya masih menyisakan
beberapa masalah dalam pembelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika
yang selama ini selalu menjadi momok dan dianggap mata pelajaran yang paling
sulit oleh sebagian siswa. Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah terletak pada kurangnya
pemberian motivasi belajar dari guru kepada siswa saat memulai ataupun saat
pembelajaran matematika berlangsung. Sebagian siswa mungkin masih mempunyai antusiasme
alami untuk belajar, tetapi mungkin juga sebagian yang lain meskipun hadir di
kelas namun absen secara mental. Oleh karena itu, dalam hal ini sangat
diharapkan adanya upaya guru dalam memberi motivasi belajar siswanya pada mata
pelajaran matematika. Ini merupakan sebuah tantangan bagi
seorang guru, dimana guru harus bisa mengubah siswanya agar memiliki motivasi
yang tinggi dalam dirinya untuk belajar. Dalam ajaran Islam sendiri seseorang
disuruh mengubah keadaan sesuai dengan firman Allah swt. Q.S. Ar-Ra’du ayat 11 yang berbunyi:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ
مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا
مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ
وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (١١)
Dari
ayat tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila ingin mendapatkan
kualitas yang baik tentunya perubahan harus dilakukan dan perubahan itu akan
dapat terjadi apabila manusia itu sendiri mau mencari jalan keluar. Begitu juga
dengan tantangan di atas apabila menginginkan siswa memiliki motivasi dalam
belajar, maka seorang guru harus mencari jalan keluar dengan adanya upaya atau
usaha untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan
pengamatan dan penjajakan awal di MIN Sungai Lulut, masalah
yang selama ini hampir selalu muncul pada mata pelajaran matematika itu saya
temukan kembali secara langsung di sekolah tersebut. Beberapa orang siswa
keluar kelas pada saat pembelajaran matematika berlangsung, dengan alasan
mereka merasa bosan di dalam kelas, merasa materinya terlalu sulit, dan sudah
bosan melihat angka. Selain itu, situasi yang diamati dan dialami
oleh penulis pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di MI Sungai Lulut mendapatkan bahwa: 1) beberapa
siswa tidak semangat saat mengikuti pembelajaran matematika, 2) kurang berminat
dalam memecahkan soal matematika yang bersifat menantang, 3) beberapa siswa
tidak senang terhadap mata pelajaran matematika karena mereka mengangap
pelajaran matematika sulit, 4) prestasi siswa dari nilai raport mereka, nilai
rata-rata untuk mata pelajaran matematika hanya berkisar antara 6,00-7,00. Oleh
karena itu saya merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di MIN Sungai Lulut
tersebut. Sementara itu dari segi upaya guru dalam
memberi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika terlihat bahwa
beberapa guru memasuki kelas hanya sekedar menyampaikan atau menjelaskan materi
yang disampaikan, kemudian memberikan soal latihan tanpa memberikan motivasi atau aktivitas apa-apa diawal pembelajaran, padahal masih banyak tugas guru yang terlewatkan
disana, serta tidak ada yang berbeda di tengah-tengah proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang hasil pengamatan dan penjajakan awal
tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang
masalah yang ada.Oleh karena itu, penulis akan mengangkat masalah ini dalam
bentuk penelitian dengan judul Upaya
Guru Dalam Memberi Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Madarasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten
Banjar.
B. Penegasan
Judul
Untuk
menghindari kesalahan dalam pemahaman, maka penulis membuat penegasan judul
sebagai berikut:
1.
Upaya
adalah cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam hal ini ialah upaya guru matematika dalam memberi motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2.
Motivasi
ialah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri sesorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
motivasi ekstrinsik yang dapat diberikan oleh guru kepada siswanya.
3.
Belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individudalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4.
Pembelajaran
matematika MI merupakan
suatu bentuk pembelajaran menggunakan bahasa simbol dan membutuhkan penalaran
serta pemikiran yang logik dalam pembuktiannya dalam bentuk yang lebih
sederhana (matematika awal).
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
upaya guru dalam memberi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
Madarsah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut?
2.
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi upaya guru matematika Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Sungai Lulut dalam memberikan motivasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Sungai Lulut?
D. Alasan
Memilih Judul
Ada
beberapa alasan penulis memilih judul ini, antara lain sebagai berikut:
1.
Motivasi
adalah suatu bagian yang sangat diperlukan , sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar dengan baik. Motivasi yang dimaksud disini
adalah motivasi ekstrinsik, yaitu
dorongan dari luar diri seseorang, dalam hal ini adalah guru. Motivasi ekstrinsik diperlukan sebagai pendorong motivasi
intrinsik.
2.
Agar
dapat mengetahui sejauh mana upaya guru dalam memberikan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran matematika di Madarasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut,
karena untuk menarik perhatian siswa agar belajar matematika dengan sungguh-sungguh
diperlukan pemberian motivasi yang baik dan tepat dari guru.
3.
Sebagai
calon pendidik , penulis merasa perlu mengetahui peran dan tugas guru dalam
pembelajaran, diantaranya upaya guru dalam pembelajaran matematika.
E. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
masalah diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui upaya guru matematika MIN Sungai Lulut dalam memberikan motivasi
belajar siswa sebelum dan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya guru matematika MIN
Sungai Lulut dalam memberikan motivasi belajar siswa MIN Sungai Lulut.
F. Signifikansi
Penenlitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1.
Sebagai
bahan informasi bagi lembaga pendidikan, khususnya pihak Madarasah Ibtidaiyah
Negeri Sungai Lulut.
2.
Sebagai
bahan masukan baik bagi guru mata pelajaran khususnya, maupun bagi penentu
kebijakan dalam pendidikan di Madarsah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut.
3.
Peluang
bagi peneliti lain untuk melakakukan penelitian yang lebih lanjut terutama pada
Madarasah Ibtidaiyah Negeri lain.
4.
Memperkaya
khazanah dan ilmu pengetahuan, khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin.
G. Sistematika
Penulisan
BAB I pendahuluan terdiri dari latar belakang
masalah, penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan
penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II tinjauan Teoritis berisi tentang motivasi
belajar, upaya-upaya guru dalam memberi motivasi belajar siswa, pembelajaran
matematika MI, faktor-faktor yang mempengaruhi upaya guru dalam memberikan
motivasi belajar siswa.
BAB III metode Penelitian yang terdiri dari jenis
dan pendekatan penelitian; subjek dan objek penelitian; data, sumber data, dan
teknik pengumpulan data; teknik pengolahan dan analisis data; kerangka dasar
penelitian; prosedur penelitian.
BAB IV penyajian data dan analisis data berisi
deskripsi lokasi penelitian, penyajian
data dan analaisis data.
BAB V penutup
yang meliputi simpulan dan saran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar